www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Wednesday, March 11, 2009

Future Money

Apakah mungkin pada masanya nanti Dinar akan kembali berlaku sebagai mata uang seperti zaman Nabi Muhammad SAW hingga berakhirnya kekhalifahan Turki Utsmaniyyah 3 Maret 1924. Jawabannya amat mungkin. Sebab dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Bakar ibnu abi Maryam bahwa beliau mendengar Rasulullah SAW bersabda Masanya akan tiba pada umat manusia ketika tidak ada apapun yang berguna selain Dinar dan Dirham (Musnad Ahmad ibn Hanbal). Bisa jadi masa yang dimaksud Nabi SAW itu tidak terlalu lama lagi akan menjelang seiring kehancuran ekonomi global. Ekonomi global akan hancur? Ya segala sesuatu yang berlandaskan kejahiliyahan mesti hancur. Apa landasan utama sistem ekonomi global saat ini? Riba ya Riba. Apa yang akan diperbuat Allah SWT terhadap Riba " Allah menghancurkan Riba dan menyuburkan sedekah...." QS Al baqarah : 276. Ketika Riba hancur apakah hal-hal yang inheren dengannya akan ikut hancur? Jelas mereka akan terseret hancur. Salah satunya adalah uang fiat. Sebab uang fiat itu sendiri ada unsur Ribanya yaitu selisih nilai intrinsik dan ekstrinsiknya.Mengenai hukum penggunaan uang fiat/kertas saya akan bahas lain waktu. Artinya ketika Allah hancurkan Riba (baik dengan tangan-tangan orang mukmin dan orang kafir) maka Dollar pun sebagai mata uang utama dunia akan ikut hancur. Nah apa yang menggantikannya? Jelas Dinar. Kok PD sekali sih ? Begini berdasarkan Hadits Nabi SAW sebelum terjadi kiamat kaum Muslimin akan kembali mencapai puncak kejayaannya dan mengusai dunia termasuk ekonominya. Ketika masa ini tiba-apakah kita masih hidup atau tidak- apa kira-kira mata uang yang digunakan saat itu? Dollar kah? Ya nggak mungkin to mas....lha wong Dollarnya sudah hancur lebur. Mesti mata uangnya Dinar sebagaimana masa Nabi Muhammad SAW.
Makanya hal ini pun sebenarnya sudah diendus oleh John Naisbitt dalam buku terakhirnya Mindset dia bilang "Monopoli terakhir yang akan ditinggalkan umat manusia adalah monopoli uang kertas".
Wallahu 'alam

No comments: