Rusia menjadi negara besar pertama yang mengajukan kembali sistem gold standar. Gold Standar adalah sistem yang mengaitkan mata uang masing-masing negara dengan emas. Sistem ini ditutup paksa oleh Nixon di tahun 1971. Dan mulai collaps sejak tahun 30-an dimana seiring perang Dunia I negara-negara peserta perang kehabisan cadangan emas dan mulai mencetak uang untuk membiayai perang.
China juga mulai ketakutan dengan peluang untuk tergerusnya nilai Dollar akibat mega bail out the Fed, sebab banyak asset China dalam bentuk Dollar. Sehingga China bersama Rusia mengajukan SDRs IMF yang termasuk di dalamnya Rubel, Yuan, & Emas sebagai sistem mata uang dunia (dalam satu keranjang) disamping Dollar yang hingga kini masih memonopoli mata uang utama dunia.
China dan Rusia memang jengah dengan Monopoli Dollar terlepas dari sisi politis dua negara ini memang lama terlibat cold war dengan AS, dan keinginan untuk tampil kembali sebagai adidaya memang tetap ada. Namun keinginan untuk menggerus dominasi Dollar memang rasional di saat WMD (weapon mass destruction) yang disinyalir oleh Time dalam waktu tidak lama lagi akan meledak akibat ulah gila AIG yang potensial bangkrutnya 6 kali lipat (asset $ 50 Miliar, utang/jaminan utang $300 miliar). Dunia memang sedang meluncur jatuh saat ini. Bagi seorang pilot dia tahu bahwa pesawat akan jatuh dalam 15 menit kemudian, tetapi penumpangnya nggak tahu karena memang tidak punya data sebagaimana pilot atau penumpangnya memang tidak mau tahu dengan keadaan. Emas sebagai jangkar memang bisa mengeliminir kejatuhan sistem moneter internasional. Masalahnya apakah mereka yang selama ini meraih keuntungan dari sistem fiat money ini akan membiarkan begitu saja kembalinya emas...ya tentu tidak.
Di saat situasii sudah great warning, apakah pemimpin kita sudah siaga 1 pula....eeit nanti dulu.Mereka saat ini juga sedang mengalami great warning pula...tapi beda mereka takut nggak kepilih lagi, nggak dapat kursi lagi, jatah mentri,atau lepas RI 1 nya, atau pemilu nggak legitimate karena besarnya potensi golput.
Agar tidak bernasib seperti situ gintung yang tersapu disaat pemimpin sibuk kampanye, maka dengarlah sinyal great warning itu.
No comments:
Post a Comment