Ya ternyata harga emas turun (cukup) drastis dari puncaknya pada tanggal 2 Desember 2009 pada US$1.226, 40 menjadi US$1.154,30 pada saat saya menulis. Apa penyebabnya? Salah satunya adalah laporan Bureau of Labor Statistics bahwa tingkat pengangguran turun ke tingkat 10% pada bulan November. Sehingga menimbulkan optimisme bahwa ekonomi AS akan membaik yang juga berarti nilai US Dollar mereka.
Dinar pun turut mengalami penurunan, dari Rp 1.571.000 pada jumat (4/12) menjadi Rp. 1515.760 pada pagi ini. Bagaimana menyikapinya? Bagi investor yang orientasinya adalah jangka panjang menengah tidak perlu khawatir, sebab penurunan ini hanyalah sesaat. Di sisi lain ini adalah kesempatan terbaik membeli Dinar pada harga yang lebih murah. Tentu bukan untuk spekulasi tapi untuk proteksi aset. Artinya potensi harga Dinar untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi amat besar, sebab ini adalah musimnya kenaikan harga emas dunia dan tentu berarti harga Dinar, terlebih AS dan Eropa sebagai pasar emas teraktif akan memasuki musim dingin (atau sudah) yang tentu pula mempengaruhi permintaan energi yang berkorelasi positif dengan harga emas.
Dinar pun turut mengalami penurunan, dari Rp 1.571.000 pada jumat (4/12) menjadi Rp. 1515.760 pada pagi ini. Bagaimana menyikapinya? Bagi investor yang orientasinya adalah jangka panjang menengah tidak perlu khawatir, sebab penurunan ini hanyalah sesaat. Di sisi lain ini adalah kesempatan terbaik membeli Dinar pada harga yang lebih murah. Tentu bukan untuk spekulasi tapi untuk proteksi aset. Artinya potensi harga Dinar untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi amat besar, sebab ini adalah musimnya kenaikan harga emas dunia dan tentu berarti harga Dinar, terlebih AS dan Eropa sebagai pasar emas teraktif akan memasuki musim dingin (atau sudah) yang tentu pula mempengaruhi permintaan energi yang berkorelasi positif dengan harga emas.
No comments:
Post a Comment