Dinar sebagai alat tukar modern bukanlah sekedar impian. Di berbagai belahan dunia saat ini, penggunaan dinar sebagai alat tukar sudah benar-benar terjadi. Di negeri jiran Malaysia, negara bagian Kelantan sudah melegalkan dinar sebagai alat tukar sehari-hari bahkan tahun lalu negara bagian Amerika Serikat yakni Utah sudah pula melegalkan emas dan perak sebagai alat tukar resmi, lihat link berikut(http://le.utah.gov/~2011/bills/hbillenr/hb0317.pdf)
Ternyata penggunaan dinar dan dirham di Malaysia sudah menular pula di negeri ini. Walau baru sebatas wacana, Sultan Ternate Mudaffar Sjah ke 77 dalam Festival Legu Gam 2012 menjelaskan bahwa penggunaan dinar dan dirham dapat meningkatkan kesejahteraan warga Ternate Maluku Utara.(http://www.hidayatullah.com/read/22339/23/04/2012/sultan-ternate-usulkan-penggunaan-dinar-sebagai-alat-tukar.html)
Menurut Sultan, kepemilikan warga terhadap 1 Dinar yang bernilai Rp 2juta dan 1 Dirham seharga perak Rp 67 ribu akan meningkatkan kehidupan ekonomi warganya "Rakyat bisa sejahtera karena nilainya tidak naik atau turun,"
ucapnya
Lebih lanjut, Sultan menambahkan gagasan itu sejalan dengan hukum Islam.
"Sesuai perintah Allah, pada saatnya, semua tak lagi berharga kecuali dinar dan dirham," terangnya dikutip Media Indonesia.
Sebelum
ini, pernyataan serupa pernah disampaikan Ratu Ternate, Boki Ratu Nita
Budhi Susanti. Dikutip dari laman dpr.go.id, ia memililki angan-angan
diterapkannya konsep nilai tukar Dirham maupun dinar di wilayah
kesultanan yang ada di Indonesia. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki
sistem perbaikan moneter Indonesia.
“Organisasi Islam center dunia telah mengadakan rapat bahkan
kesultanan ternate ikut serta dalam rapat tersebut membicarakan
kemungkinan penerapan nilai tukar baru untuk kesultanan,”paparnya.
Alasanlain menurut Boki, nilai tukar emas tidak pernah terimbas oleh
inflasi. Bahkan, Malaysiapun gaji PNSnya separuh menggunakan emas. “Jika
berjumlah besar emas tersebut bisa diterapkan menggunakan kartu seperti
halnya ATM,” kata mantan Ketua Dewakara (Dewan Kraton Nusantara)
periode 2009 ini.
Walaupun pendapat Sultan tidak sepenuhnya benar yaitu penggunaan dinar dan dirham akan meningkatkan ekonomi warga. Sebab dinar dan dirham saja tidak cukup, diperlukan variabel ekonomi Islam lain seperti zakat, wakaf, infaq, sedekah, pasar Islam,dan pembiayaan bebas riba agar kesejahteraan bisa berjalan baik, tentu saja dibawah sistem pemerintahan Islam dengan unsur masyarakat yang taat pada syariat . Namun wacana Sultan dan Ratu Ternate ini patut mendapat apresiasi. Ini juga menjadi sinyal betapa negeri ini rindu pada syariat.
wallahu 'alam
No comments:
Post a Comment