Deputi Gubernur Bank Indonesia, Ronald Wass mengungkapkan bahwa
biaya percetakan uang rata-rata naik sebesar 10 persen setiap tahun.
"Tahun ini kira-kira Rp150 triliun, tahun lalu juga tidak terlalu jauh dari jumlah itu," kata Ronald di Gedung Bank Indonesia Jakarta, senin 23 Juli 2012
Selain tingginya biaya percetakan, Ronald menambahkan bahwa biaya pengadaaan uang, seperti untuk beli kertas bisa mencapai Rp2,5 hingga Rp3 triliun. "Biaya kertas itu memang cukup tinggi, karena kertasnya saja itu impor dari Eropa dan Rusia," ujarnya
Sementara itu, untuk biaya transportasi ke berbagai daerah di Indonesia, total biaya yang dikeluarkan bisa mencapai Rp10 miliar.
"Kami berupaya keras mengangkut uang ke seluruh daerah. Ada 41 kantor perwakilan, kita drop di sana, baik jawa dan luar jawa," katanya.
Kendati sudah mengeluarkan biaya yang besar untuk transportasi, menurut Ronald, masih banyak kendala saat melakukan pendistribusian uang. Salah satunya adalah masalah inftrastruktur yang tidak merata di pelosok daerah dan kondisi cuaca.
"kalau di Jawa masih cukup mudah karena masih bisa diangkut mengunakan kereta api, tapi kalau sudah menyebrang pulau, maka cost akan menjadi luar biasa, apa lagi kalau uang logam yang dibutuhkan, itu beratnya luar biasa," ungkap Ronald.
"Tahun ini kira-kira Rp150 triliun, tahun lalu juga tidak terlalu jauh dari jumlah itu," kata Ronald di Gedung Bank Indonesia Jakarta, senin 23 Juli 2012
Selain tingginya biaya percetakan, Ronald menambahkan bahwa biaya pengadaaan uang, seperti untuk beli kertas bisa mencapai Rp2,5 hingga Rp3 triliun. "Biaya kertas itu memang cukup tinggi, karena kertasnya saja itu impor dari Eropa dan Rusia," ujarnya
Sementara itu, untuk biaya transportasi ke berbagai daerah di Indonesia, total biaya yang dikeluarkan bisa mencapai Rp10 miliar.
"Kami berupaya keras mengangkut uang ke seluruh daerah. Ada 41 kantor perwakilan, kita drop di sana, baik jawa dan luar jawa," katanya.
Kendati sudah mengeluarkan biaya yang besar untuk transportasi, menurut Ronald, masih banyak kendala saat melakukan pendistribusian uang. Salah satunya adalah masalah inftrastruktur yang tidak merata di pelosok daerah dan kondisi cuaca.
"kalau di Jawa masih cukup mudah karena masih bisa diangkut mengunakan kereta api, tapi kalau sudah menyebrang pulau, maka cost akan menjadi luar biasa, apa lagi kalau uang logam yang dibutuhkan, itu beratnya luar biasa," ungkap Ronald.
http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/338107-biaya-cetak-uang-naik-10-persen-per-tahun
No comments:
Post a Comment