Ketika harga emas naik dan turun, hakikatnya bukanlah emas itu sendiri yang bergerak harganya namun mata uang (currency) lah yang bergerak naik dan turun. Bayangkan Anda sedang berada di dalam perahu bergerak menuju pantai. Anggap perahu adalah mata uang (currency) dan pantai adalah emas. Maka bukanlah pantai yang bergerak, namun perahu yang sedang bergerak menuju pantai. Hal ini juga menjadi dasar teori relativitas.
Maka daya beli emas itu relatif tetap, sedangkan mata uang lah yang fluktuatif. Ambil contoh harga minyak dunia per Barel. Ketika perjanjian Maastricht yang ditandatangani negara-negara Eropa pada Februari 1992 yang menghasilkan mata uang Euro, saat itu harga minyak mentah per Barel adalah US$ 19, €15.95 Euro (Dm 31.30) atau 1.67 gram emas. Saat ini harga minyak mentah per barel adalah
$91.79, €71.27 atau 1.61 gram emas.
Gambar di atas menggambarkan analisa harga minyak mentah diukur dengan mata uang Poundsterling ( garis biru), US Dollar (garis hijau) , Euro (garis ungu), dan Emas/gram (garis merah). Yang menarik adalah harga minyak dalam emas cukup stabil dalam 60 tahun terakhir. Dengan kata lain, satu gram emas hari ini cukup untuk membeli sejumlah minyak yang sama kapan saja dalam 6 dekade terakhir. Prestasi ini tidak dialami oleh 3 mata uang lainnya. Daya beli ketiga mata uang tersebut secara konsisten tergerus nilainya sejak kaitan emas dan US Dollar (the gold standard) diputus pada tahun 1971 secara sepihak oleh AS melalui Presiden Richard Nixon. Hal ini akan tetap berlanjut hingga dunia sadar bahwa kebijakan moneter saat tidak akan dapat bertahan lama, hingga mereka mempertimbangkan kembali nilai yang adil sebagai cermin dari seluruh barang dan jasa.
wallahu 'alam
No comments:
Post a Comment