Jumat malam lalu (19/10) kami
beserta sekitar 100 orang peserta berangkat dari Citra Grand Cibubur mengikuti
Tour De Keboen yang diselenggarakan Gerai Dinar. Tour ini singgah di Salatiga, Boyolali, dan
Blitar untuk melihat dan mempelajari berbagai inovasi pertanian dan perkebunan
yang digagas Gerai Dinar dan para mitranya.
Di Salatiga kami meninjau
peternakan sapi yang pakan dan pupuknya sudah mandiri diolah dan diproduksi
oleh kandang. Sehingga biaya pakan dan pupuknya amat murah. Pakan dan pupuknya
bersifat organik menggunakan mikroba MA- 11. MA 11 adalah singkatan dari
Microbachter Alfalfaa 11, komposisi ini ditemukan oleh Dr. Nugroho Widiasmadi
pada tahun 2011, salah satu susunan komposisi tersebut terdapat
microbakter yang berinang dengan tanaman
Alfaafa (medicago sativa) yang telah
ditelitinya sejak tahun 2001. Kegunaan bakteri ini sebagai bahan untuk merombak
semua jenis bahan organik (dekomposer)
atau dikenal dengan proses fermenytasi.
Kemudian perjalanan berlanjut ke
Boyolali meninjau kandang Domba yang juga menggunakan pakan dan pupuk organik
yang dihasilkan oleh DR . Nugroho Widiasmadi. Di sana kami belajar bagaimana
membuat pakan dan pupuk organik dengan campuran mikroba MA-11 yang menghasilan
rantai produksi pakan dan pangan bahan bakunya dari ternak dan kemudian
digunakan kembali untuk kebutuhan ternak
dengan campuran MA-11. Sehingga biaya pakan dan pangan bisa ditekan seminimal
mungkin.
Di lokasi ini pula kami melihat bahan
bakar bio etanol yang berbahan baku kayu umbi-umbian dan biji-bijian seperti
singkong, tebu, aren, sagu, beras, ketan, jagung, cantel dsb. Apabila bioetanol
ini dicampur dengan bensin premium dengan rasio tertentu dapat setara
kualitasnya dengan pertamax.
Kemudian acara berlanjut ke
lokasi ecowisata taman air Indonesia (Etasia) dimana di tempat ini selain bisa
menikmati pemandian dan kolam renang yang berasal dari mata air alami. juga
kita melihat proses pengeringan alfaafa (medicago
sativa) dengan menggunakan mesin yang dibuat sendiri oleh DR. Nugroho. Oh
ya Etasia ini ternyata juga dimiliki oleh DR Nugroho dan keluarga.
Selepas dari Etasia kami makan
malam di Bounty Resto Organik yang dikelola secara terintegrasi dengan kegiatan
hulunya meliputi peternakan dan pertanian organik yang telah kami kunjungi di
awal tadi. Di tempat ini juga DR Nugroho dan Muhaimin Iqbal memaparkan program
Kepemilikan Kebun Produktif (KKP) yang insya Allah dalam waktu dekat akan
diluncurkan. Program KKP adalah program penawaran kepemilikan lahan kepada
publik untuk kemudian dikelola dengan cara ditanami dengan tanaman – tanaman
produktif dengan sistem bagi hasil. Untuk pegelolaannya dipandu oleh pakar
manajeman perkebunan yang diketuai oleh Dadang Mohammad dari Calipha Land.
Keesokan harinya kami mengunjungi
kebun Candisewu Baru di Blitar. Di kebun seluas 620 ha ini kami mempelajari
pengelolaan kebun tanaman industri yang langsung dipandu oleh Dadang Mohammad
selaku Dirut PT. Candisewu Baru dan PT. Calipha Land. Setelah itu acara
dilanjutkan dengan dialog yang dipandu oleh Muhaimin Iqbal dan Dadang Mohammad.
Turut pula dalam dialog ini perwakilan tiga bank syariah yang insya Allah akan
mensupport program ini dalam pembiayaannya.
Demikianlah rangkaian Tour De
Keboen yang insya Allah akan terus berlanjut dengan program-program produktif
lainnya.
No comments:
Post a Comment