www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Monday, February 24, 2020

Bretton Woods dan Tata Dunia Baru

Henry J. Morgenthau Jr. berpidato saat konferensi Bretton Woods (Photo: Bettmann/Bettmann/Getty Images)


Bretton Woods Agreement
pada tahun 1944 adalah pengesahan sebuah sistem moneter global yang baru. 
Kesepakatan ini menggantikan sistem gold standard dengan sitem moneter dimana Dollar sebagai mata uang global. Sejak saat itu Amerika menjadi kekuatan dominan  dalam ekonomi dunia. Sejak pengesahan  tsb  Amerika menjadi satu-satunya negara yang berhak mencetak Dollar. 

Kesepakatan tsb  menghasilkan dua organisasi  yaitu  IMF dan Bank Dunia. Fungsi keduanya adalah memonitor jalannya sistem baru tsb. 

Kesepakatan Bretton Woods adalah hasil dari konferensi yang dihadiri oleh negara-negara sekutu pemenang Perang Dunia II. Mengambil tempat di Bretton Woods, New Hampshire, AS. 

Di bawah kesepakatan tsb negara-negara peserta berjanji, bank-bank sentral mereka akan menjaga nilai tukar tetap antara mata uang mereka dengan Dollar. Bagaimana mekanismenya?   Apabila nilai mata uang negara tsb relatif lemah terhadap Dollar.  Maka negara tsb membeli Dollar di pasar uang luar negeri,  sehingga nilai mata uangnya kembali menguat  terhadap Dollar. 

Sebelum Bretton Woods sebagian besar negara mengikuti sistem Gold Standard. Hal ini berarti setiap negara menjamin untuk menebus mata uangnya dengan nilai yang setara dalam bentuk emas. Maksudnya sewaktu-waktu pemegang mata uang Poundsterling, Dollar dll dapat menukarkan mata uang tsb dengan sejumlah emas. Setelah Bretton Woods setiap negara menjamin untuk menebus mata uangnya dengan nilai Dollar, bukan emas. Namun dengan janji bahwa Dollar ini sewaktu-waktu dapat ditukar dengan emas pada kurs tertentu yaitu fixed rate US$35 per troy ounce emas.

Awalnya kesepakatan ini berjalan lancar, negara-negara sekutu dapat menukarkan Dollar yang mereka pegang dengan emas sesuai kurs. Sebagai konsekuensinya Amerika Serikat sebagai pemegang tunggal hak cetak Dollar mesti menyesuaikan jumlah Dollar yang beredar dengan cadangan emas yang mereka punya (jaminan 100%). Namun dalam perjalanannya  Amerika mulai kewalahan memjamin Dollar dengan emas. Terlebih ketika berperang dengan Vietnam, cadangan emas AS makin tergerus. Dan puncaknya ketika Perancis melalui Presiden De Gaulle tahun 1960-an menagih utang ke Amerika, De Gaulle minta dibayar dengan emas, namun Amerika tidak sanggup mengabulkan. Nah ketika Amerika sudah benar-benar tidak sanggup lagi menjamin Dollar dengan emas, melalui serangkaian pertemuan yang diwarnai perdebatan, Presiden Nixon pada tanggal 15 Agustus 1971 membatalkan secara sepihak kesepakatan Bretton Woods terkait konvertibilitas Dollar dan Emas. Peristiwa ini terkenal dengan istilah Nixon Shock atau kejutan Nixon, karena mengejutkan bagi sekutu-sekutunya. Maka sejak saat itu Dollar tidak lagi dijamin  dengan emas sama sekali. Maka kaitan antara nilai Dollar dan emas terlepas, dan bergerak secara independen.

Logikanya ketika kesepakatan Bretton Woods bubar, berakhir pula tugas IMF sebagai lembaga yang mengawasi jalannya kesepakatan Bretton Woods, namun lembaga IMF ini dihidupkan kembali  melalui Smithsonian Agreement Desember 1971 yang berfungsi menjaga agar Dollar AS tetap menjadi mata uang utama dunia.

Ada sejumlah kesepakatan atau article of agreement yang baku di IMF. Salah satu bunyinya sbb : "Setiap negara anggota IMF boleh mengaitkan mata uangnya dengan mata uang manapun di dunia kecuali emas"
Kenapa? Karena ancaman terbesar Dollar sebagai mata uang utama dunia adalah emas. Maka setiap celah kembalinya emas ke pentas moneter internasional sebisa mungkin ditutup.

Sebagian besar negara di dunia adalah anggota IMF, dan uniknya IMF hanya mau berhubungan dengan bank sentral suatu negara. Di Indonesia sejak 1998 Bank Indonesia melalui UU BI menjadi lembaga independen. 






No comments: