www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Tuesday, February 11, 2020

Emas dalam Sejarah Peradaban Manusia

Sebagai logam mulia emas memiliki sejarah yang panjang seiring peradaban manusia. Emas telah dikenal lebih dari 5.000 tahun silam. Mulai dari peradaban Mesopotamia, Mesir kuno,  Yunani dan Romawi kuno, hingga suku Aztec dan Inca.

Pada abad ke 7 SM, peradaban Lydia (kini Turki) sudah mulai mencetak koin, berbahan campuran antara emas dan perak yang bernama Electrum. Baru ratusan tahun kemudian mereka menemukan teknologi untuk memisahkan perak dari emas. Sehingga muncullah koin emas pertama pada tahun 560 SM saat masa raja Lydia, Croesus.

Melalui perdagangan, invasi,  dan jatuh bangunnya peradaban kerajaan di sekeliling Lydia, teknologi pencetakan koin emas berkembang hingga Persia dan Yunani kuno, dimana koin emas dicetak dan menjadi alat tukar. 

Pada masa kekaisaran Romawi,  koin emas Aureus berkembang sebagai alat tukar sejak abad l SM hingga abad IV masehi.  Masih di wilayah Italia Republik Venicr mencetak koin emas Ducat pertama kali pada 1246 M yang beredar luas seiring dengan kontrol perdagangan dunia oleh Republik tsb. 

Begitu juga dengan koin emas Florin yang dicetak pertama kali oleh Republik Florence tahun 1252 M. Florin beredar luas hampir 300 tahun. Mata uang ini menjadi inspirasi bagi wilayah-wilayah lain seantero Eropa.  Termasuk emas Florin yang berlaku di kekaisaran Hungaria.

Demikian pula dengan kekaisaran Spanyol yang mencetak koin emas Escudo, pertama kali dicetak tahun 1535 M. Bahkan penguasaan emas menjadi pilar sentral atas berbagai penaklukan Spanyol di Amerika Latin dimana Spanyol menjarah emas dari suku Inca dan Aztec untuk membiayai penjajahan di belahan dunia lain.  Hal yang sama juga dilakukan Portugis dimana mereka menjajah Brazil dan menjarah properti emas di wilayah  Minas Gerais di Brazil tengah. 

Gold Rush

Tahun 1800-an menjadi era tren baru penemuan emas besar-besaran (gold rush)  di sejumlah negara seperti  Amerika, Australia, dan Afrika Selatan yang memicu migrasi besar besaran,  pertumbuhan dan perkembangan ekonomi.  Gold rush ini juga bertanggungjawab atas munculnya kota-kota besar dan modern seperti San Fransisco, Sydney,  dan Johannesburg. 

Pada abad 19 Amerika menjadi saksi sejumlah gold rush. Yang pertama pada tahun 1800-an di pantai timur Amerika North Carolina dan Georgia, namun yang lebih populer adalah di California bermula  pada tahun 1848 di pegunungan Sierra Nevada. Gold rush ini menyebabkan migrasi massif ke California dan menegaskan pentingnya California bagi Amerika. Gold rush berikutnya terjadi Colorado, Nevada,  South Dakota,  dan Alaska.

Beralih ke benua Australia, gold rush ditandai dengan penemuan emas secara masif di bagian selatan negara persemakmuran Inggris tsb,  tepatnya di kota Victoria dan New South Wales pada tahun 1851. Sebagaimana yang terjadi di California Amerika. Demam emas ini menyebar ke wilayah lain,  dan menjadi sebab munculnya kota Sydney dan Melbourne dalam peta global. 

Selanjutnya gold rush berlanjut pada tahun 1890 di bagian barat Australia, tepatnya di daerah Coolgardie dan Kalgoorie. Hal ini selanjutnya menjadi cikal bakal berdirinya kota pantai Perth dan industri tambang populer  Perth Mint. 

Gold rush populer lainnya adalah Afrika Selatan, hingga kini dianggap sebagai yang terbesar dan paling penting pada tahun 1880 di daerah Witwatersrand. Migrasi besar pun terjadi dan bertanggungjawab terhadap berdirinya kota Johannesburg.

Gold rush pada paruh terakhir tahun 1800-an berpengaruh besar terhadap cadangan emas dunia. Sebagai gambaran pada rentang tahun 1800 hingga 1850 total produksi emas sekitar 1.200 ton. Sedangkan rentang 1850 hingga 1900 total produksi emas adalah 10.000 ton. 

Kenaikan cadangan emas yang tajam ini mendorong perkembangan selanjutnya peran emas dalam sistem moneter dunia (gold standard)  pada abad 19 dan awal abad 20 yang berperan nyata dalam perdagangan internasional.

Penambangan emas besar-besaran tsb menjadi faktor utama berdirinya industri penambangan dan pemurnian emas dunia spt US Mint dan Perth Mint. Dalam periode selanjutnya juga berdirinya Rand Refineries pada awal abad 20 di Afrika  Selatan. Rand Refineries sejauh ini telah memproduksi 50.000 ton emas,  setara seperempat total emas yang telah ditambang di dunia. 

Seiring dengan sirkulasi koin emas dalam pada kurun tsb, menegaskan peran emas sebagai acuan utama sistem moneter dunia. Peran yang juga mendukung perdagangan bebas dan pertumbuhan ekonomi.

Dengan peran emas berlaku sebagai mata uang selama ribuan tahun,  abad 19 menegaskan peran formal emas dalam sistem moneter Gold Standar dimana setiap negara mengaitkan mata uang resminya dengan emas dan koin emas beredar sebagai mata uang secara formal. 

Peran ini di pelopori oleh Inggris pada tahun 1816 yang menerapkan full Gold Standard dimana menetapkan nilai mata uangnya Pound Sterling dalam (in term)  emas. Emas beredar secara bebas sebagai mata uang domestik dan mata uang kertas dikonversi dalam nilai emas. 

Era Gold Standar klasik ini dalam perkembangannya meluas pengaruhnya di Eropa. Jerman menerapkannya pada 1871.  Belgia,  Perancis, dan Swiss menerapkan sistem serupa pada tahun tsb. Berturut-turut Italia,  Belanda dam Jepang pada tahun 1897.Amerika Serikat yang menerapkan sistem bimetalic standard emas dan perak tahun 1892 beralih ke full Gold Standard pada tahun 1900.

Selama perang dunia pertama, sejumlah negara termasuk  Inggris menghentikan Gold Convertibility (sistem konversi langsung mata uang kertas ke nilai emas), sedangkan AS tetap mempertahankan standar emasnya pada kurs $20,67 per troy ounce. Pasca Perang Dunia I,  digelar konferensi Genoa (tentu penggagasnya negara2 pemenang perang), salah satu kesepakatannya adalah "new gold standard" (tentu menguntungkan pemenang perang) dimana negara-negara di dunia bisa mengaitkan mata uangnya dengan Poundsterling (Inggris)  dan Dollar (AS), dimana kedua mata uang tersebut dapat langsung dikonversi ke emas.






No comments: