www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Tuesday, February 25, 2020

Penguasaan Pasar Islam di Nusantara

Nusantara yang terbentang luas dari Aceh hingga Irian. Pada abad ke 7 M seiring perkembangan penguasaan maritim kaum muslimin di Jazirah Arabia, sampailah mereka di nusantara. Ada beberapa pendapat mengenai masuknya Islam di nusantara. Pendapat pertama,  adalah kaum saudagar Jazirah Arab sampai ke nusantara untuk berdagang mendapakan rempah-rempah untuk di jual di pasar internasional. Sambil berdagang mereka mendakwahkan Islam. Sedangkan pendapat kedua, Islam masuk ke Nusantara dari Jazirah Arab by design. Artinya yang datang ke Nusantara murni the Islamic preachers atau para pendakwah Islam. Tujuan utama mereka memang berdakwah.

Terlepas dari dua pendapat di atas,  pengembara-pengembara Arab sejak lebih dari 2.000 tahun lalu telah memiliki hubungan perdagangan yang luas di luar negeri. Bangsa Arab adalah wirausahawan perantara antara Eropa dengan negara-negara Afrika, India,  Asia Tenggara, dan Timur Jauh yaitu Cina dan Jepang.

Mereka tidak hanya memperdagangkan hasil tanah Arab saja,  tetapi juga meliputi barang-barang yang mereka datangkan dari Afrika, India, dll berupa gading gajah, wangi-wangian, rempah-rempah, emas dlsb. 

Aktivitas perdagangan bangsa Arab didukung oleh penguasaan maritim. Walaupun besar di padang pasir, bangsa Arab muslim menguasai jalur pelayaran. Ini karena "wasiat politik kelautan" yang termaktub dalam 40 ayat dalam Al Quran. mengajarkan bahwa Allah telah menyerahkan penguasaan lautan kepada umat Islam. Karena 71% bumi terdiri dari lautan dan samudera.

Pelayaran wirausahawan Arab Muslim menempuh jalan laut niaga. Dari pulau Nikobar, Andaman, Maladiv  (Maladewa), berlayar ke Malaka sebagai pusat niaga Muslim di Asia Tenggara.

Salah satu upaya Barat dalam mempertahankan penjajahannya,  adalah mematahkan potensi pasar yang dikuasai umat Islam. Mereka tidak hanya memakai organisasi niaga seperti Verenidge Oost Indische Compagnie-VOC, dari kerajaan Protestan Belanda,  East Indian Company-EIC, dari kerajaan Protestan Anglikan Inggris, Compagnie des Indes Orientales-CIO, dari Kerajaan Katolik Perancis. Namun juga berusaha keras mematikan kesadaran pemasaran dengan jalan mematahkan kemampuan umat Islam dalam hal penguasaan pasar. Baik dalam pemasaran melalui jalan niaga laut atau maritim,  dan pemasaran di pasar  daratan. Dengan kata lain, menghilangkan kemauan umat Islam sebagai wirausahawan ataupun wiraniagawan.  Ditumbuhkan keinginannya hanya menjadi punggawa atau pegawai penjajah. 

Bertolak dari pengalaman di Eropa,  proses terjadinya perubahan pelaku pasar, penganut Katolik tidak mau lagi menjadi wirausahawan. Hal ini terjadi akibat Gereja melarang orangnya di pasar karena Tuhan lebih menyukai orang-orangnya di Gereja. Akibatnya pasar kosong dari orang Nasrani. Kemudian, pelaku pasarnya digantikan oleh orang Yahudi. Hal ini dapat dibaca dari keterangan Robert L. Heilbroner, dalam The Making of Economic Society , dikutipkan ajaran Gereja yang berbunyi, Homo mercator vix out numquam Deo placere potest -wirausahawan sangat langka dan tidak disukai Tuhan. 

Hal yang sama juga terjadi pada umat Islam,  melalui distorsi sejarah dan politik strategi Belanda untuk menghilangkan kultur niaga kaum muslimin terutama Pribumi,  dibangun pola pikir kaum priyayi yang pada dasarnya hanya kaki tangan Belanda,  adalah golongan elit dan berkelas,  sehingga para orangtua menanamkan cita-cita pada anaknya agar menjadi golongan priyayi.  Akibatnya secara bertahap kultur niaga pribumi muslim tergerus. 

Terjadilah kekosongan pasar dan digantikan oleh kelompok Vreemde Oosterlingen - Bangsa Timur Asing : Cina,  India,  dan Arab.  Dibuat kebijakan yang bersifat diskriminasi rasial, kalangan Vreem de Oosterlingen tersebut di mata penjajah adalah warga negara  kelas dua. Dengan pemberian kewenangan monopoli.Sebaliknya, pribumi  Islam menjadi warga negara kelas tiga. Pasarnya disita serta kekuasaan ekonominya dipatahkan, pribumi Islam menjadi sangat terbelakang.

Jika saat itu barang dagangan yang sangat dibutuhkan pasar dunia adalah rempah-rempah, dapat dipastikan pasar-pasar di nusantara Indonesia sangat besar peranannnya dalam memenuhi tuntutan pasar dunia tersebut. Oleh karena itu, melalui peran pasar-pasar ini pula,  agama Islam masuk dan berkembang ke Nusantara.

Sumber : Api Sejarah, Ahmad Mansur Suryanegara. 

No comments: