Dinasti Rothschild di Afrika
1899: Berdasarkan
temuan jumlah kekayaan yang semakin bertambah besar dalam bentuk emas
dan berlian di Afrika Selatan, Keluarga Rothschild, melalui
utusan-utusan mereka yang bernama Lord Alfred Milner dan Cecil Rhodes,
mengirim 400.000 serdadu Inggris ke sana untuk berperang melawan "musuh"
yang terdiri dari 30.000 petani Boer bersenapan yang lebih memilih
tidak meninggalkan tanah mereka.
Selama perang inilah perkemahan terpusat
diciptakan, ketika Inggris mengumpulkan siapa pun yang bersimpati
kepada para Boer, termasuk wanita dan anak-anak, lalu menempatkan mereka
di perkemahan-perkemahan tidak sehat dan dijangkiti demam. Tentara
Inggris Rothschild lalu menang perang, dan kekayaan besar emas dan
berlian mengalir ke kocek Keluarga Rothschild.
1972:
World Health Organization (WHO, organisasi kesehatan dunia) melakukan
program vaksinasi cacar besar-besaran untuk jutaan orang Afrika. Vaksin
cacar ini ditempeli virus HIV/AIDS sehingga program pengurangan penduduk
yang didukung oleh Rothschild bisa dimulai di kalangan penduduk
berkulit hitam miskin yang tumbuh dengan kecepatan tinggi.
1994: Nelson Mandela
terpilih menjadi menjadi Presiden Afrika Selatan yang digembar-gemborkan
oleh penjilat media di seluruh dunia. Ketika media milik Yahudi memuji
hari bersejarah tersebuat bahwa seorang pria berkulit hitam terpilih
untuk memimpin Afrika Selatan.
Sebelumnya, Nelson Mandela menjalani 26 tahun di penjara akibat, di antara banyak hal lainnya, 193 tuduhan terorisme yang dilakukan sejak 1961 hingga 1963. Dia menyatakan di pengadilannya pada 1964:
"Saya tidak menyangkal bahwa saya melaksanakan sabotase itu".
Apa yang lalai media Yahudi sebutkan
adalah bahwa Mandela yang kebetulan sebelum dikurung menulis pamflet
"Cara Menjadi Komunis yang Baik", sekedar ditempatkan di penjara agar
tidak ada gangguan bagi Afrika Selatan yang dijalankan oleh Keluarga
Oppenheimer Rothschild dan khususnya bisnis-bisnis tambang emas dan
berlian mereka.
Memang, Kepala Keluarga Oppenheimer
sekarang, Harry Oppenheimer, memiliki 95 % tambang berlian dunia. Tidak
mengejutkan bahwa media Yahudi lalai memberi tahu pembaca kenapa
orang-orang kulit hitam di Afrika Selatan memang mendapatkan Afrika
untuk rakyat Afrika, itu karena semua tambang emas dan berlian (kekayaan
Afrika Selatan) masih dikendalikan oleh orang-orang Yahudi.
Maka tidak mengejutkan bahwa African
National Conggress (ANC) di Afrika Selatan dibimbing oleh 2 orang Yahudi
Komunis, yaitu Albie Sachs dan Yossel Mashel Slovo (Joe Slovo). Bahkan,
ketika ANC Nelson Mandela mengambil alih Afrika Selatan, Slovo diangkat
menjadi Menteri Perencanaan.
Akibatnya, negara itu menderita penurunan standard yang dramatis bagi penduduk kulit hitamnya, dan dengan cepat menurun ke status negara yang paling penuh kekerasan dan kejahatan. Infeksi AIDS melonjak sampai setidaknya 25 % penduduk kulit hitam. Penerus Mandela, Govan Mbela, setelah menjadi penerus Mandela sebagai Presiden, menyatakan bahwa kemiskinanlah, bukan HIV, penyebab AIDS.
2000: Di
Tanzania, dengan sekitar 1,3 juta orang sekarat akibat AIDS. Bank Dunia
dan IMF yang bertanggung jawab atas ekonomi Tanzania sejak 1985,
memutuskan Tanzania mengubah periksa gratis di rumah sakit. Mereka juga
memerintahkan Tanzania untuk mengubah biaya sekolah dari sistem
pendidikan yang sebelumnya gratis, lalu mengungkapkan keterkejutan
ketika pendaftaran sekolah jatuh dari 80 % menjadi 66 %. Produk
Domestik Bruto (PDB) Tanzania jatuh dari 309 Dollar menjadi 210 Dollar
perkapita, standard melek huruf jatuh dan rasio kemiskinan melarat telah
meningkat, meliputi 50 % penduduk.
2004:
Para pemimpin Islam di Nigeria Utara, mengklaim kampanye imunisasi
United Nations Children's Fund (UNICEF, Dana Anak-Anak PBB) merupakan
bagian dari plot Amerika Serikat untuk mengurangi penduduk daerah itu
dengan menyebarkan AIDS dan alat-alat sterilisasi. Orang-orang Afrika
berkaca uji-uji coba laboratorium mereka sendiri menunjukkan vaksin itu
terkontaminasi. Untuk membuktikan vaksin itu aman, Pemerintah Amerika
Serikat mengirim satu tim ilmuwan, pemimpin agama, dan lain-lainnya ke
sana untuk menyaksikan uji-uji coba vaksin itu di
laboratorium-laboratorium asing. Bagaimanapun, begitu uji-uji coba itu
selesai, mereka menolak untuk merilis hasilnya.
No comments:
Post a Comment