Dalam sebuah tabligh akbar di pendopo Banjarnegara Ahad 26 Juli 2009, saya singgung sedikit mengenai ketahanan dan pertahanan negara yang mempunyai makna lebih luas. Saat itu masih hangat-hangatnya Bom JW. Marriot dan Ritz Carlton di Jakarta. Saya katakan bahwa jika ada orang yang masuk ke rumah kita untuk merampok harta benda yang kita miliki, maka tentu kita melawan untuk mempertahankannya. Jika kita mati maka kita mati syahid, dan apabila kita membunuh perampok itu, maka perampok itu masuk neraka. Namun krismon 97-98 kondisinya sama, yaitu kaum muslimin hartanya dirampok sedemikian rupa hingga tinggal seperempatnya, namun kita semua tidak sadar bahwa kita sedang dirampok, begitu pula TNI dan Polisi kita tidak berusaha mempertahankan harta benda rakyat, karena semuanya tidak sadar bahwa kita sedang dirampok. Buah dari itu semua maka TNI melakukan penyelidikan apa akar dari krismon. Kenapa TNI menyelidiki krismon, bukankah itu tugas Depkeu, atau Deperindag dan para ekonom kita? Sebabnya adalah Krismon membahayakan kestabilan negara. Apa hasil penyelidikan mereka? Hasilnya adalah krismon terjadi karena Rupiah kita adalah uang kertas, sehingga rentan hancur nilainya. Sehingga solusinya adalah dengan menggunakan mata uang emas, agar uang kita tidak mudah dihancurkan nilainya oleh spekulan. Maka implementasinya adalah mereka pun khususnya TNI AU mulai mensosialisasikan dinar sebagaimana gerai dinar mencoba untuk menyeberluaskannya. Sehingga Koperasi Mabes AU di Cilangkap pun melakukan jual beli Dinar. Insya Allah ke depan Dinar akan mulai memasuki seluruh sektor di negeri ini dan menjadi alat transaksi sehari-hari sebagaimana peran dinar dahulu sebagai hakim yang adil bagi seluruh barang dan jasa.
No comments:
Post a Comment