Gono sendiri menulis tentang idenya ini " .....apa yang saya sebut sebagai seruan untuk tidak kembali lagi secara membabi buta kepada uang cetakan dan kemudian katakan kepada pasar " pergilah ke neraka dengan mata uang lain, inilah Dollar Zimbabwe yang baru (yang diback up dengan real asset).
Bisa jadi apa yang dilakukan oleh Gubernur Bank Sentral ini dianggap gila oleh mayoritas orang . Namun sesunggunya ini adalah langkah yang realistis. Zimbabwe adalah suatu negara yang kaya dengan sumber daya mineral dan potensi agrikultur (sama dengan Indonesia), namun bertahun-tahun mereka krisis dibawah pemerintahan yang korup dan rezim yang totalitarian. Artinya daripada mereka terus terpuruk menggunakan uang kertas yang tidak berujung, kenapa tidak mereka menjaminkan mata uangnya menggunakan kekayaan mineral yang mereka sendiri punya melimpah ruah. Ini tentu akan mengembalikan kembali kemakmuran negeri mereka.
Ini adalah satu bukti lagi betapa real asset seperti emas selalu menjadi pilihan sebagai penjamin nilai uang, karena memang sesungguhnya emas itulah pembanding dari seluruh barang dan jasa yang adil. Sehingga selama berabad-abad kaum muslimin menggunakan uang emas (Dinar) dan perak (Dirham) sebagai mata uang. Bahkan Romawi pada masa Julius Caesar telah menggunakan emas sebagai mata uang jauh lebih dahulu sekitar tahun 46 SM. Julius Caesar ini pula yang memperkenalkan standar konversi dari uang emas ke uang perak dan sebaliknya dengan perbandingan 12 : 1 untuk perak terhadap emas. Standar Julius Caesar ini berlaku di belahan dunia Eropa selama sekitar 1250 tahun yaitu sampai tahun 1204. Artinya mata uang emas adalah mata uang yang paling lama digunakan dalam sejarah umat manusia.
Sejarah biasanya berulang, fenomena seperti di Zimbabwe dan negri-negri lain bisa jadi merupakan langkah awal dari penggunaan secara penuh Dinar dan Dirham sebagai mata uang utama dunia. Terakhir simak pendapat John Naisbitt bahwa" Monopoli terakhir yang akan ditinggalkan umat manusia adalah monopoli uang kertas"
wallahu 'alam
No comments:
Post a Comment