www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Saturday, March 28, 2020

Sektor Industri AS terancam akibat Pandemi

Jumlah utang bermasalah (yang potensi gagal bayar)  di AS meningkat empat kali lipat hingga hampir US$ 1 triliun, dalam waktu kurang dari sepekan. Jumlah ini melampaui angka tertinggi tahun 2008 seiring krisis finansial di AS dan Uni Eropa. 

Krisis akibat pandemi virus ini menyebabkan penjualan surat berharga secara masif, yang pada akhirnya memperdalam krisis utang perusahaan. Sebagian besar utang dalam bentuk obligasi (surat utang atau bond) 

Nilai utang yg bermasalah saat ini tertinggi sejak April 2009

Donald Trump memberi stimulus pasar  US$ 2 triliun untuk belanja fiskal dan potongan pajak untuk membangkitkan ekonomi AS dan pembiayaan di seluruh negeri akibat guncangan virus corona. 

Nilai stimulus ini memecahkan rekor paket stimulus pemerintahan Obama sejumlah kurang lebih US$ 800 miliar, yang dikucurkan 5 bulan pasca krisis finansial 2008.

Sebagian besar utang bermasalah ini dialami oleh perusahaan energi akibat turunnya permintaan pasar dan juga perang harga antar negara produsen minyak Arab Saudi dan Rusia. Perusahaan energi yang padat modal yang membiayai operasinya dengan utang, mendadak berpotensi rugi akibat harga minyak jatuh dibawah US$ 20 per barel, padahal bulan lalu masih di atas US$ 50 per barel.

Berikut 10 sektor industri di AS yang berpotensi gagal bayar. 
  • Migas
  • Telekomunikasi 
  • Layanan Kesehatan
  • Industri Mobil
  • Jasa komersial
Utang bermasalah perusahaan migas menempati peringkat pertama dengan total utang US$ 161 miliar,  naik dari US$128 miliar pekan lalu. Gagal bayar terbesar adalah Occidental Petroleum Corp yang biaya modalnya naik tajam, sehingga rating kreditnya jatuh ke tingkat paling rendah.

Potensi gagal bayar pada industri otomotif juga meningkat seiring konsumen memutuskan untuk membatalkan rencana perjalanan mereka dan berdiam di rumah. 

Sumber : bloomberg.com

No comments: