Pada pembukaan sesi pagi ini harga dinar menembus Rp 1.583.720 (www.geraidinar.com), setelah kemarin masih di level Rp 1.511.150. Penurunan rupiah terhadap Dollar AS masih terjadi sebesar 4 %, saat artikel ini ditulis nilai tukar rupiah terhadap Dollar AS masih di level Rp. 9.378. Kenaikan ini juga dipicu oleh kembali naiknya harga emas dunia mendekati rekor tertingginya pada Desember lalu (US$1.226,10) di level US$1.201,25 saat artikel ini ditulis. Hal ini tentu disebabkan efek krisis negeri para filsof Yunani. Krisis Eropa ini sepertinya akan merembet ke berbagai belahan dunia, tidak tertutup kemungkinan negeri kita ini. Aksi para investor international yang mencoba meninggalkan investasi dalam bentuk Euro dan beralih ke US Dollar dan emas, memicu kenaikan harga emas dunia.
Tentu saja para petinggi keuangan dunia seperti IMF tidak akan tinggal diam, mereka tentu akan terus bermanuver untuk meredakan gejolak harga emas. IMF dan Uni Eropa sudah menawarkan bail out senilai US$ 146 miliar kepada Yunani. Bisa saja ini menimbulkan sentimen pasar, sehingga kembali menumbuhkan kepercayaan investor finansial global, yang berakibat kembali turunnya harga emas. Tetapi saya yakin hal ini tidak akan lama, sebab penyakitnya sudah kronis. Solusinya ya bisa saja dilakukan amputasi keuangan global , dengan meminggirkan US $ sebagai mata uang utama dunia dan digantikan dengan sistem mata uang emas atau dinar.
wallahu 'alam
Tentu saja para petinggi keuangan dunia seperti IMF tidak akan tinggal diam, mereka tentu akan terus bermanuver untuk meredakan gejolak harga emas. IMF dan Uni Eropa sudah menawarkan bail out senilai US$ 146 miliar kepada Yunani. Bisa saja ini menimbulkan sentimen pasar, sehingga kembali menumbuhkan kepercayaan investor finansial global, yang berakibat kembali turunnya harga emas. Tetapi saya yakin hal ini tidak akan lama, sebab penyakitnya sudah kronis. Solusinya ya bisa saja dilakukan amputasi keuangan global , dengan meminggirkan US $ sebagai mata uang utama dunia dan digantikan dengan sistem mata uang emas atau dinar.
wallahu 'alam
No comments:
Post a Comment