www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Saturday, June 30, 2012

Inflation in History


Dalam sejarah, inflasi telah berumur berabad-abad. Yang menarik salah satu faktor penyebab inflasi adalah pengalihan dari uang komoditas (emas dan perak) kepada uang fiat atau kertas. Di Amerika Serikat indek CPI (indeks harga seluruh barang dan jasa bagi konsumen tertentu) relatif stabil hingga pendirian the Fed tahun 1913, penghapusan sistem Gold Standard tahun 1933 dan pemutusan sistem Bretton Woods secara sepihak oleh AS tahun 1976. Sistem Bretton Woods adalah sistem dimana nilai dollar AS dikaitkan dengan nilai emas pada kurs tertentu.

Pada kurun waktu yang lebih awal lagi, di masa Romawi kuno, pada zaman kekaisaran Nero dan setelahnya, logam mulia yang bernama denarius terus menerus mengalami penurunan nilai, dari tadinya perak murni hingga hanya berkadar perak 2% saja.

Jenghis Khan, mencetak uang kertas, yang hanya dia dan pejabat tingginya saja yang berwenang mencetaknya, tetapi melalui beberapa periode, ekonomi mengalami penurunan dan pada akhirnya kekaisarannya terpecah belah. Akhirnya di Asia uang kertas di tinggalkan dan diperkenalkan kembali di Eropa, sekitar 350 tahun kemudian.   

Pencetakan uang dibutuhkan untuk mendanai perang dalam skala besar. Hal ini tidak bisa dilakukan dalam sistem uang berbasis komoditas (seperti emas dan perak), dimana hanya dapat dicetak dalam jumlah terbatas saja.

Hiperinflasi mendahului kebangkitan Mao di Cina dan gerakan Sosialis Nasional di Jerman. Devaluasi mata uang yang dahsyat diasosiasikan dengan situasi sebelum dan sesudah kejatuhan Uni Soviet dan Yugoslavia. Berulangkali, penderitaan masal akibat perampokan kesejahteraan melalui pelumeran nilai dari uang. Proses ini mentransfer kesejahteraan dari pemegang uang kepada kekuatan yang mencetaknya.

Harga barang perlahan  bergerak di awal peredaran resmi dari mata uang ini yang melebihi stok barang. Mereka yang tidak terlibat dalam  ini, hanya dapat menghadapi biaya hidup yang makin tinggi dengan penghasilan yang relatif tetap. Kerusuhan dan kejahatan massal dengan alasan pelampiasan rasa kecewa akibat beban hidup yang makin menghimpit. Pihak berwenang kemudian memberlakukan hukum untuk menekan prilaku ini, seperti kontrol terhadap upah dan harga. Salah satu contoh terkenal adalah kode Hammurabi di masa Babylonia kuno. Dalam setiap kasus sepanjang sejarah, dekrit ini berlaku dengan kedok keadilan, tetapi pada kenyataannya mereka hanya menyembunyikan dan mempertahankan beban parasit dari hak istimewa segelintir kelompok masyarakat.

Ada pola moneter yang paralel dengan kebangkitan Republik  dan kejatuhan Kerajaan. Awalnya, uang merupakan komoditas fisik. Pencetakan uang komoditas ini kemudian terkonsentrasi pada orang atau lembaga yang menerbitkan sertifikat pengganti uang komoditas ini. Alasan dari kebijakan ini adalah agar mereka dapat meminjamkan uang lebih banyak dari apa yang dijaminkan.  Dalam istilah modern, ini mengacu pada fractional reserve banking. Kebijakan ini memberi izin pada bank untuk meminjamkan uang secara berlipat ganda dibanding uang yang mereka punya sebenarnya. Ini dapat memberi mereka pemasukan yang amat besar dengan sistem bunga berbunga. Kadang-kadang, ini mengarah pada kepanikan publik ketika terjadi rush dari uang sertifikat (atau uang kertas pada masa kini) diganti dengan komoditas (emas dan perak misalnya) ketika mereka sadar, skema ini pada dasarnya adalah sebentuk kecurangan dan penipuan.
 
Kita hidup di tengah-tengah versi modern dari modus ini. Dalam proses yang lama dan terus menerus, kita sekarang  menganggap uang kertas tidak sebagai sertifikat pengganti uang, tetapi sebagai uang itu sendiri. Bank meminjamkan uang dalam jumlah besar berbasis cadangan uang kertas. Bank sentral siap berdiri di belakang untuk mencetak sejumlah besar uang baru yang diperlukan untuk menghindari kepanikan publik. 

Hal ini hanya akan berakhir dengan penurunan nilai mata uang secara sempurna . Pada abad 20, banyak mata uang yang telah mengalami nasib ini, diantaranya :


Mata Uang
Tahun
Krone Austria
1923
Ruble Rusia
1922
Mark Jerman
1923
Marka Polandia
1923
Krone Austria
1923
Korona Hungaria
1926
Real Brazil
1942
Drachma Yunani
1944
Pengo Hungaria
1946
Leu Rumania
1947
Yuan Cina
1948
Yuan Taiwan
1949
Renminbi Cina
1955
Cruzeiro Brazil
1967
Escudo Chili
1973
Peso Argentina
1983
Shekel Israel
1984
Peso Bolivianos Bolivia
1984
Soles de Oro Peru
1984
Cruzeiro Novo Brazil
1986
Cruzado Brazil
1989
Cordoba Nikaragua
1990
Inti Peru
1990
Dinar Yugoslavia
1990
Kwanza Angola
1995
Australes Argentina
1992
Ruble Rusia
1992
Zloty Polandia
1993
Dinar Yugoslavia
1993
Zaires Zaire
1993
Dinar Bosnia dan Herzegovina
1993
Cruzado Novo Brazil
1993
Kupon Georgoa
1993
Dinar Yugoslavia
1994
Ruble Belarusia
1994
Karbovanet Ukraina
1995
Lev Bulgaria
1997
Zaires Zaire
1998

Hiperinflasi bukanlah sebuah peristiwa ganjil yang tanpa sebab. Ini adalah langkah terakhir bank sentral  untuk melakukan pencetakan uang.

No comments: