Alex Daley dari Casey Research melakukan wawancara dengan
James G. Rickards penulis buku best sellers Currency Wars (2011). Beliau adalah hedge fund manager dan analis geopolitik. Wawancara ini fokus pada topik manipulasi di pasar mata uang,
diantaranya Rickards mengatakan :”Lihat, Cina adalah manipulator mata uang, tetapi tidak ada
negara manipulator mata uang yang lebih
besar daripada AS. Seluruh negara memanipulasi mata uang mereka. Ini bagian
dari kebijakan. Tidak ada beda dalam hal kebijakan suku bunga, tingkat pajak,
defisit anggaran. Nilai tukar hanyalah alat kebijakan lainnya. Jadi seluruh
negara terlibat dalam masalah ini, tetapi AS adalah yang terbesar dan terbaik
dalam memanipulasi mata uang di dunia. Kita adalah negara yang paling agresif
dalam melakukan manipulasi mata uang di dunia.”
Alex Daley: Hello, saya Alex Daley. Selamat
datang di edisi lain dari Conversations
with Casey. Hari ini bergabung bersama kita, penulis buku Currency Wars:
the Making of the Next Global Crisis. Terima kasih untuk datang di acara
ini Jim.
James
Rickards: Terima
kasih, Alex ; senang bertemu dengan Anda.
Alex: Jadi Jim, saat ini adalah krisis yang
sulit bagi negara kita (AS). Kita memiliki masalah dalam pertumbuhan ekonomi kita,
tetapi diantara seluruh masalah ini, diantara masalah utang yang Amerika sedang
hadapi, justru Dollar menunjukkan nilai yang baik. Apakah Anda melihat hal ini semacam
pijakan (sementara) bagi kita atau mungkin
awal perbaikan ekonomi kita pasca krisis, atau mungkin akan ada badai di depan
mata kita? Apa pandangan Anda ke depan tentang Dollar?
James: Saya pikir penguatan Dollar saat ini bukan karena
kebijakan pemerintah. Amat jelas saat ini justru The Fed, Departemen Keuangan AS, dan Gedung Putih menginginkan nilai Dollar melemah (agar
daya saing ekspor AS tetap kompetitif). Tetapi yang menarik mereka tidak bisa
mendapatkannya. Mereka berusaha sekuat tenaga agar Dollar melemah, namun yang
terjadi nampaknya tidak demikian. Jadi
saya pikir untuk saat ini ( dalam jangka pendek) Anda benar Dollar, sedang bagus (nilainya). Presiden
Obama, pada Januari 2010, dalam State of
the Union address (pidato yang disampaikan Presiden AS di hadapan
kongres setiap bulan Januari yang
menjelaskan kondisi negara dan undang-undang negara yang baru akan disetujui), dia mengatakan adalah
kebijakan AS untuk melipatgandakan ekspor
dalam 5 tahun ini. Well, tentu
ini target yang bagus-ini akan mendorong ekonomi, membuka lapangan kerja-tetapi
bagaimana Anda bisa melakukannya? Bagaimana Anda melipatgandakan ekspor dalam
waktu 5 tahun? Kita tidak sedang membuat
produktivitas ganda, tidak juga masing-masing individu kita. Satu-satunya cara
yang dapat kita lakukan adalah dengan membuat murah mata uang kita, jadi
kebijakan seperti inilah yang pemerintah AS mesti sampaikan secara eksplisit kepada
publik yaitu membanting nilai Dollar-tidak 5% atau 10%, tetapi mungkin
20%.
Tetapi yang
menarik adalah hal itu tidak akan terjadi, walaupun QE & QE2 (Quantitative Easing, kebijakan ekspansi
moneter bank sentral AS dengan membeli aset-aset finansial dari bank dan
perusahaan swasta lainnya dengan uang yang dicetak secara elektronik-atau dari
awang-awang) dan kebijakan utang yang
masif dari pemerintah dan defisit fiskal yang besar dan banyak faktor lain yang
menyebabkan orang hilang kepercayaan terhadap Dollar. Faktanya Dollar menguat
karena adanya flight of quality (aksi
investor memindahkan aset yang berisiko kepada aset yang dianggap lebih aman
karena kondisi pasar internasional-dalam hal ini investor meninggalkan Euro dan
beralih ke Dollar ), karena ketakutan di Eropa, dan karena faktor lainnya,
Dollar saat ini sedang bagus. Hal ini menjelaskan kepada kita bahwa QE akan
semakin besar mengguyur pasar dan berbagai desain lainnya untuk merendahkan
nilai Dollar.
Alex: Mereka ingin mendevaluasi mata
uangnya untuk menolong ekonomi kita lebih kompetitif di dunia, tetapi apa
efeknya bagi orang Amerika kebanyakan? Bukankah lemahnya dollar berarti harga barang lebih mahal?
James: Hal itu sudah terjadi. Teorinya sangat sederhana., bila Anda melemahkan nilai Dollar, ini akan membuat ekspor akan lebih kompetitif. Saya lebih senang mengatakan seperti ini : bila Anda memiliki sebuah kota kecil dengan empat toko di dalamnya dan mereka semua menjual barang yang sama, dan salah satu toko tersebut menjual dengan setengah harga, maka semua orang tentu pergi ke toko tersebut. Maka dengan contoh yang sama, apabila Anda melihat Eropa, Cina, Brazil, dan AS menjual pesawat, dan kita memiliki mata uang yang murah nilainya, maka konsumen akan membeli pesawat kita karena lebih murah, apabila Anda pembeli dari Asia atau India atau dari manapun jua.
Jadi, secara
teori, hal ini akan membangun ekspor dan menolong GDP, membangun lapangan
kerja. Apa yang tidak disukai? Banyak hal yang tidak disukai, dan masalahnya
mengacu pada satu hal.Ya hal ini memang membuat produk ekspor kita murah di
satu sisi, tetapi import menjadi mahal di sisi lain. Dan AS lebih banyak impor
daripada ekspor, jadi seluruh produk seperti iPhones, iPads, TV flat screen, liburan ke luar negeri akan
menjadi lebih mahal bagi orang Amerika. Jadi mata uang yang rendah nilainya
mengimpor inflasi dari luar negeri dalam
bentuk nilai impor yang lebih mahal. Yang kemudian berefek pada rantai
distribusi yang juga mahal di AS . Dan inilah yang diinginkan the Fed. The Fed
menginginkan inflasi. Mereka ingin mempertahankan tingkat suku bunga disini,
sehingga inflasi naik sehingga ada tingkat suku bunga riil yang negatif untuk
mendongkrak pinjam meminjam dan konsumsi. Mereka biasanya mencoba mendaptkan
inflasi dengan merendahkan tingkat suku bunga, namun tingkat suku bunga sudah
mendekati 0. Mereka mencoba mendapatkannya dengan Quantitative
Easing , namun ini tidak berjalan baik. Cara ketiga adalah currency wars (perang mata uang) dengan merendahkan nilai mata uang, mengimpor
inflasi dari luar negeri. Itulah yang the Fed sedang coba lakukan. Ini tidak
akan berhasil sesuai yang mereka
inginkan, dengan alasan seperti yang saya sebutkan karena investor terlalu ketakutan,
maka uang datang membanjiri AS dari Eropa. Inflasi memang terlambat, tapi saya
pikir tahun 2013 akan mulai muncul.
Alex: Jadi pemerintah sedang mengejar kebijakan
untuk membantu perusahaan-perusahaan besar, untuk membantu mereka , mengembangkan ekspor, dan untuk membangun kelas ekonomi menengah, sedangkan
kelas bawah benar-benar bekerja keras , dan terpaksa berutang dan mengkonsumsi
tapi tidak dapat menabung. Apakah ini kebijakan yang diusung pemerintah ?
James: Ya jelas. Siapa ekportir besar? Kita tahu siapa mereka - mereka adalah Boeing,
General Electrics, Caterpillar, Hollywood, Microsoft. Ini adalah bebeapa
perusahaan yang menjual produknya dalam jumlah besar ke luar negeri. Jadi
kebijakan nilai dollar yang rendah membantu perusahaan yang besar itu, tetapi
justru menghancurkan orang Amerika kebanyakan, sebab inflasi yang mengikutinya. Orang yang
memiliki tabungan di bank, dana asuransi, dana pensiun dan investasi dengan return tetap lainnya-
mereka akan mengalami kekalahan dalam currency
war. Mereka adalah orang-orang yang akan melihat tabungannya menyusut .
Estimasi
menunjukkan itu, pada dasarnya, kebijakan tingkat suku bunga 0%, dibanding
kebijakan suku bunga normal...apabila Anda memiliki tingkat suku bunga yang normal ,
secara historis, pada tahap pemulihan ekonomi dan dengan tingkat pertumbuhan
ekonomi, perbedaan antara tingkat bunga normal dengan yang seharusnya 0%, ini
akan mengambil $400 Miliar per tahun dari kantong nasabah dan meletakkannya di
dalam bank yang mengambil manfaat dari dana yang rendah biaya. Jadi ini
pencurian. The Fed mencoba menopang bank tetapi ini mesti dibayar mahal oleh
orang Amerika setiap hari. Jadi ini adalah bentuk transfer kesejahteraan, atau
yang biasa kita sebut pencurian..
Alex: Obama mengatakan akan melakukan
transfer kesejahteraan; Saya fikir dia akan menepati janjinya.
James: Ya,tetapi dia mentransfer kekayaan
dari kelas menengah ke perusahaan-perusahaan beasr, tidak kepada rakyat
kebanyakan.
Alex: Dia memang tidak mengatakan
(transfer) kemana, bukan?
James: Tepat.
Alex: Buku Anda, Currency Wars – kedengarannya
seperti perang kelas menengah di
beberapa levelnya, tetapi saya tidak berfikir seperti yang Anda jelaskan tadi.
Anda tadi menjelaskan perang antar mata uang, antar negara, bukan begitu? Jadi
apakah hanya AS yang mengejar kebijakan ini?
James: Tidak; ini adalah fenomena di
seluruh dunia. Amerika adalah negara dengan cadangan mata uang terbesar di
dunia. Silakan ambil data seluruh cadangan devisa seluruh dunia, kemudian
bandingkan. Cadangan devisa itu seperti tabungan, jadi bila Anda menghasilkan
sejumlah uang dan Anda membelanjakannya sebagian, maka sisanya adalah tabungan
Anda. Jadi contoh yang sama juga berlaku dalam skala negara, bila suatu negara
mengekspor lebih banyak dibandingkan impor maka sisanya adalah tabungan, yang
mereka sebut dengan cadangan devisa.
Apabila Anda
melihat data cadangan devisa di seluruh negara di dunia, 60 % cadangan devisa
mereka adalah dalam bentuk Dollar. Pada tahun 2000 cadangan devisa
negara-negara di dunia dalam bentuk Dollar adalah 70%, jadi peranan Dollar menurun ; tetapi ketika
AS memutuskan untuk merendahkan nilai Dollar, ini berpengaruh siginifikan bagi
seluruh orang di dunia.
Ada contoh
bagus lainnya, Alex. Kita amat concern
dengan defisit neraca perdagangan dua negara Cina dan AS. AS mengalami defisit
terhadap Cina, dan kita membeli iPads demikian banyak dari Cina dan juga
iPhones. Tetapi masalahnya adalah nilai
tambah Cina terhadap iPhones hanya 6
%. Sedangkan 94% dari nilai tambah itu berasal dari Korsel, Jepang, dan Jerman.
Toshiba membuat touchscreens, Korsel
membuat processors, Jerman membuat
komponen lainnya, dan selanjutnya. Jadi
membuat Dollar turun 50% terhadap Yuan hanya akan merubah harga iPhones hanya sekitar 3%, karena nilai
tambah Cina hanya 6% saja. Anda harus
mendevaluasi Dollar terhadap semua orang. Anda harus melakukan devaluasi
terhadap -Korsel, Euro, Jepang, dan Taiwan- seluruh negara dari seluruh rantai
suplay- karena rantai suplay lebih rumit hari ini. Jadi inilah fenomena dunia
saat ini. Saya suka mengatakan the Fed harus mengumumkan perang mata uang ke
seluruh dunia.
Alex: Dengan sejumlah negara memegang
cadangan devisa dalam bentuk Dollar, tidakkah mereka mempunyai kepentingan agar
harga Dollar tetap tinggi? Apakah ini hanya bentuk kekhawatiran orang saja,
dimana mereka melarikan asetnya ke dollar dan membantu menjaganya agar tetap
kuat karena hanya dollar yang masih lebih baik diantara asset terburuk dalam
pasar global? Atau ada dukungan dari negara-negara ini terhadap dollar selagi
nilainya tinggi?
James: Well, inilah segala hal tentang
perang mata uang. Negara-negara ini akan senang melihat nilai dollar yang kuat.
Tentu saja mereka suka. Cina adalah contoh yang bagus. Cina memiliki cadangan
devisa setara dengan $ 3Triliun. Sebesar $2 Triliun dalam bentuk Dollar AS.
Beberapa dalam bentuk Euro dan beberapa dalam bentuk logam mulia, dan saham dan
selanjutnya. ; tetapi sejumlah $ 2Triliun dalam bentuk Dollar, dan sebagain
besar dalam bentuk Obligasi pemerintah AS (via Depkeunya) dengan berbagai
bentuk. Jadi bayangkan jika kita melakukan devaluasi terhadap Dollar sebesar
10% terhadap Yuan. Maka dengan cadangan devisa mereka sebesar $ 2Triliun dalam
bentuk Dollar, maka akan ada $ 200 Miliar transfer kekayaan dari Cina ke AS,
jadi kita mengambil uang dari kantong mereka
Tentu saja,
mereka (Cina) mengambilnya kembali dalam bentuk pencurian kekayaan intelektual
dari AS sebesar $ 200 Miliar per tahun. Kita mencuri $ 200 Miliar dari Cina
dalam perang mata uang , jadi kurang lebih imbang. Ini bisnis yang rumit,
tetapi ini benar-benar bisnis.
Jadi tentu,
negara-negara tersebut mempunyai kepentingan agar Dollar tetap kuat, atau
setidaknya nilai Dollar yang stabil. Tetapi
desakan ini juga menimbulkan dorongan balik, AS mencoba melemahkan nilai
Dollarnya agar bisa keluar dari tekanan utang.
Alex: Dan
seluruh negara-negara ini mencoba mendorong nilai dollar yang kuat
dan melemahkan nilai mata uangnya, untuk
mendorong ekspor mereka.
James: Tentu.
Alex: Apakah ada sesuatu yang bisa mengubah
kebijakan ini? Apakah Anda dapat melihat sesuatu horison secara politis yang
dapat merubah arah kebijakan AS, mencoba untuk menguatkan nilai Dollar mereka
dan tetap berpihak pada kelas menengah?
James: Saya yakin tidak. Mitt Romney (pengusaha
AS dan mantan Gubernur Massachusets 2003-2007) adalah pejuang mata uang yang
lebih hebat dari Obama. Romney adalah satu dari seluruh kandidat Presiden
AS-dan pada titik ini, Romney tampaknya akan keluar sebagai nominator-Romney
adalah salah seorang yang menyerang Cina, dengan menyebutnya sebagai Manipulator
mata uang. Lihat dia menyebut Cina sebagai manipulator mata uang, tetapi tidak
ada negara manipulator mata uang yang
lebih besar daripada AS. Seluruh negara memanipulasi mata uang mereka. Ini
bagian dari kebijakan. Tidak ada beda dalam hal kebijakan suku bunga, tingkat
pajak, defisit anggaran. Nilai tukar hanyalah alat kebijakan lainnya. Jadi
seluruh negara terlibat dalam masalah ini, tetapi AS adalah yang terbesar dan
terbaik dalam memanipulasi mata uang di dunia. Kita adalah negara yang paling
agresif dalam melakukan manipulasi mata uang.
Menyerang Cina
hanya akan menimbulkan masalah lebih jauh, karena,sebagaimana yang saya
katakan, kita mengalami defisit neraca perdagangan (gross) yang demikian besar dengan Cina dan dalam hubungan
perdagangan, tetapi nilai tambah Cina cukup kecil. Memukul Cina mungkin baik
dinilai dari sisi politis, tetapi buruk dari sisi ekonomi. Tetapi terlepas dari
masalah ini Romney dan Obama secara umum sama.Tidak ada perbedaan di antara
mereka, dan saya tidak melihat ada perubahan antara Volcker dan Reagan. Ingat
dengan Volcker dan Reagan, kita punya kebijakan “King Dollar”. Ini adalah
kebijakan nilai Dollar yang kuat. Setelah Nixon membawa kita melepaskan Gold
Standard pada tahun 1971, kita mengalami ekonomi yang mengerikan selama 9 tahun,
dimana harga minyak naik 4 kali lipat, inflasi di atas 50%, pasar modal hancur,
tingkat pengangguran yang tinggi- itu adalah periode yang menghancurkan.
bersambung...
sumber : http://www.caseyresearch.com/cdd/james-rickards-us-biggest-currency-manipulator
sumber : http://www.caseyresearch.com/cdd/james-rickards-us-biggest-currency-manipulator
No comments:
Post a Comment