www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Monday, June 4, 2012

Krisis Kemandirian

Saat ini  dunia memperhatikan krisis Euro yang sedang mendekati klimaks.Hanya Allah yang tahu bagaimana akhir dari krisis di Uni Eropa ini. Namun krisis di AS yang diawali dengan jatuhnya lembaga-lembaga keuangan ternama seperti Lehman Brothers yang mengumumkan pailit pada 15 September 2008, disusul dengan Merryl Linch, Citigroup, AIG kemudian disusul dengan kejatuhan sektor riil seperti perusahaan otomotif seperti General Motors, Ford, Chrysler, juga mendekati klimaks.

Sebuah tulisan dari John Embry dari Sprott Asset Managment Kanada, menyatakan ekonomi AS saat ini berada pada fase mengerikan, dimana berdasar data statistik 9 bulan terakhir, maka defisit anggaran AS tahun lalu mencapai 61 %. Sebuah data yang mengejutkan, dimana bom waktu ini bisa meledak kapan saja bersamaan dengan Uni Eropa. Tentu apabila dua raksasa ekonomi tersebut mengalami ledakan, efek berantai bisa kemana-mana. 

Negara-negara Asia mengantisipasinya dengan menambah  cadangan emas mereka seperti tulisan saya sebelumnya. Dan perlu dicermati langkah Jepang dan Cina yang membangun kesepakatan bersama dalam pertukaran mata uang Yen dan Yuan secara langsung tanpa melalui Dollar. Bisa saja ini salah satu langkah antisipasi menghindari dari ledakan bom AS dan Dollarnya.

Maka semakin erat kaitan negara itu dengan AS dan UE maka dampaknya pun makin besar. Tapi di era ekonomi yang sudah interkoneksi seperti sekarang, tentu sulit menghindari efek berantai dari AS dan UE, maka perlu pemimpin yang berani untuk mandiri dengan menggiatkan sektor riil agar tahan krisis. 

Visi ini pernah ditanamkan Soekarno, terlepas dari kontroversi beliau semasa menjabat sebagai Presiden RI 1, beliau menanamkan betul kemandirian hingga memberi reward bagi siapa saja yang dapat menghasilkan produk yang dibutuhkan negeri ini walau sebuah paku atau peniti sekalipun. Beliau juga yang mempunyai visi untuk kemandirian transportasi udara, dengan mengirimkan pemuda-pemuda Indonesia (salah satunya Habibi) belajar teknologi pesawa ke Eropa dengan harapan dapat membangun perusahaan  penerbangan murni bikinan negeri ini. Dan bahkan beliau berani menolak bantuan asing dengan ungkapannya yang terkenal " go the hell with your aid" .

Negeri dengan jumlah SDM dan SDA yang melimpah ini layak untuk mandiri.

Wallahu 'alam 

No comments: