www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Thursday, December 17, 2020

AS menuduh Swiss dan Vietnam Manipulasi Mata Uang

Departemen Keuangan AS Rabu(16/12) kemarin menyematkan status currency manipulator (pelaku manipulasi mata uang) terhadap dua negara Swiss dan Vietnam. Sebutan yang sama sebelumnya disandang oleh Cina tahun 2019 lalu ketika tensi perang dagang antara AS dan Cina mencapai puncak.

Amerika menuduh Swiss dan Vietnam mengambil peran dalam melemahkan nilai mata uang Swiss, Franc dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dalam  perdagangan dengan negara lain. Ketika pemerintah atau bank sentral suatu negara  melemahkan mata uangnya terhadap mata uang mitra dagangnya (dalam hal ini Amerika dan US Dollar),maka hal ini dapat menekan biaya ekspor ke negara tujuan dan ini bertentangan dengan free trade (perdagangan bebas) menurut versi Amerika.

Amerika menuduh Swiss mengucurkan90 miliar franc (atau sekitar US$101,5 miliar) sebagai langkah intervensi di pasar mata uang untuk melemahkan mata uangnya sendiri dalam paruh pertama 2020 di masa pandemi. Bank Sentral Swiss menyangkal tuduhan AS dengan dalih bahwa yang mereka lakukan bertujuan menahan laju penguatan mata uangnya agar mereka terhindar dari deflasi (kondisi turunnya harga barang dan jasa di suatu negara) yang bertentangan dengan kebijakan stabilitas harga.

Swiss memang dikenal sebagai negara dengan nilai mata uang yang paling over-value (nilainya di atas normal) di antara mata uang negara-negara lain.

Salah seorang staff IMF melakukan estimasi pada bulan Agustus silam.bahwa mata uang franc mengalami over-value di kisaran 13,5% hingga 19,7% selama tahun 2019. Setelah laporan ini dirilis nilai franc terhadap Dollar mencapai puncaknya dalam 5 tahun terakhir.

Sumber : reuters.com

No comments: