www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Monday, December 21, 2020

Koin emas kuno pada masa Henry VIII ditemukan di kebun keluarga Inggris

Sebuah keluarga di Inggris sedang menggarap kebunnya ketika mereka menemukan simpanan koin emas dan perak dari hasil galian. Koin-koin tsb bertarikh 1.400-an masehi di masa kerajaan Inggris antara raja Edward IV hingga Henry VIII.



Temuan tersebut terdiri dari 63 koin emas dan 1 koin perak, dengan periode cetak hampir 100 tahun dari abad 15 hingga 16 masehi. Dimana 4 koin bergambar raja Henry VIII dengan inisial salah satu dari 3 istrinya yaitu Catherine of Aragon, Anne Boleyn, dan Jane Seymour.

Setelah penemuan langka tsb, keluarga yang berasal dari distrik New Forest, Hampshire itu memberitahu museum British dan mengikuti the Portable Antiquities Scheme (PAS) yaitu program kerjasama dengan penduduk yang menemukan barang antik bersejarah sehingga bisa di dokumentasikan dan dipelajari.

British Museum memberi pernyataan pada Kamis (10/12) lalu: "Koin-koin itu sepertinya terkubur sekitar tahun 1540 m di masa raja Henry VIII berkuasa. Namun belum diketahui apakah koin itu disimpan secara bertahap (seperti celengan) atau disimpan seluruhnya sekaligus."

"Siapapun pemiliknya bukanlah orang biasa, nilainya mencapai $18.600 atau £14.000 dengan kurs saat ini", kata Barrie Cook, kurator koin kuno abad pertengahan dan awal abad modern dari British Museum kepada The Guardian.

Menurut John Naylor pakar koin dari Ashmolean Museum Universitas Oxford, koin ini berasal dari akhir tahun 1530-an hingga 1540-an pada masa Dissolution of Monasteries-yaitu proses administratif dan hukum yang membubarkan, menyita pendapatan dan aset, mengambil alih anggota dan fungsi biara-biara di Inggris, Irlandia, dan Wales dari tahun 1536 hingga 1541- dan gereja-gereja  berusaha menyembunyikan aset-aset mereka, seraya berharap menyimpannya dalam jangka panjang.

"Penemuan ini amat penting, karena jarang sekali penemuan timbunan emas dalam jumlah besar pada periode tsb", tambah John Naylor

Sumber : livescience.com

No comments: