www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Wednesday, April 8, 2020

Italia Sendirian hadapi Krisis, kemana Uni Eropa?

Negara-negara di kawasan Uni Eropa sedang didera krisis ekonomi yang luar biasa akibat pandemi. Mata uang bersama mereka Euro yang berlaku di 19 dari 27 negara anggota Uni Eropa juga sedang terancam eksistensinya. 



Negara terparah akibat pandemi di Eropa adalah Italia dan Spanyol, negara ke 3 dan 4 peringkat ekonominya di kawasan. Namun mereka menghadapi potensi krisis luar biasa di depan mata. Apakah Uni Eropa solid membantu kedua negara tersebut?

Tanggal 26 Maret silam, para pemimpin Uni Eropa menggelar konferensi via video conference untuk menyikapi masalah yang mendera Italia dan Spanyol. Hasilnya?  Mereka tidak menemukan kata sepakat untuk membantu kedua negara tersebut. Sehari sebelumya 9 negara yaitu Perancis,  Belgia,  Yunani,  Slovenia,  Italia,  Portugal, Luksemburg, Irlandia,  dan Spanyol mengusulkan instrumen bond (surat utang) dengan nama "coronabonds" untuk membantu mengatasi berbagai masalah ekonomi akibat pandemi. Sedangkan Austria,  Finlandia,  Belanda,  dan Jerman kelompo negara yang terkenal ketat dengan keuangan, menolak usulan tersebut. 

Sean O'Grady, dari Asosiasi Editor Inggris   mengatakan bahwa krisis akibat virus corona akan membawa Italia ke dalam kebangkrutan. "Italy's crisis is Europe's. When Italy catches a cold, Europe will catch pneumonia. The euro cannot permit a major economy (Italy is the eurozone's third-largest) to collapse in a disorderly mess."  (Krisis Italia adalah krisis Eropa. Ketika Italia kena flu,  maka Eropa akan menderita pneumonia. Uni Eropa tidak boleh membiarkan negara besar seperti Italia untuk jatuh dalam kekacauan ).

Sedangkan Desmond Lachland dari the American Enterprise Institute :
"Unlike Greece, Italy is too big an economy to fail for the euro to survive and too big and costly an economy for its European partners to save....(Tidak seperti Yunani, kekuatan ekonomi Italia terlalu besar bagi Eropa untuk diselamatkan , namun juga terlalu mahal biaya untuk itu)

Kesimpulannya negara-negara Eropa cenderung  bersikap "menyelamatkan diri masing-masing" karena setiap negara juga mengalami masalah yang sama dalam level yang berbeda terkait pandemi. 

Soliditas Uni Eropa makin diuji dengan krisis  ini,  terlebih sejak keluarnya Inggris dari Uni Eropa pasca referendum 23 Juni 2016 (brexit-british exit) .

 Sejarah juga menerangkan bagaimana awal terbentuknnya kerajaan-kerajaan Eropa yang tidak bisa berdamai secara ideologi mengakibatkan Eropa terpecah menjadi puluhan negara hingga saat ini. 








No comments: